1. Routing Information
Protocol (RIP)
Routing protokol yang
menggunakan algoritma distance vector, yaitu algortima Bellman-Ford. Pertama
kali dikenalkan pada tahun 1969 dan merupakan algoritma routing yang pertama
pada ARPANET. Versi awal dari routing protokol ini dibuat oleh Xerox Parc’s PARC
Universal Packet Internetworking dengan nama Gateway Internet Protocol.
Kemudian diganti nama menjadi Router Information Protocol (RIP) yang merupakan
bagian Xerox network Services.
RIP yang merupakan
routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung jumlah hop
(count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan
adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik,
melalui UDP port 520. Untuk menghindari loop routing, digunakan teknik split
horizon with poison reverse. RIP merupakan routing protocol yang paling mudah
untuk di konfigurasi.
RIP memiliki 3 versi yaitu :
RIP memiliki 3 versi yaitu :
- RIPv1
- RIPv2
- RIPng
– Kelebihan
Menggunakan metode Triggered Update.
RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
– Kekurangan
Jumlah host Terbatas
RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
Menggunakan metode Triggered Update.
RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
– Kekurangan
Jumlah host Terbatas
RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
2. Interior Gateway
Routing Protocol (IGRP)
IGRP (Interior Gateway
Routing Protocol) adalah juga protocol distance vector yang diciptakan oleh
perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop maksimum menjadi
255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth, MTU, delay dan load. IGRP
adalah protocol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat
menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative
distance untuk IGRP adalah 100.
– Kelebihan
support = 255 hop count
– Kekurangan
Jumlah Host terbatas
support = 255 hop count
– Kekurangan
Jumlah Host terbatas
3. Open Shortest Path
First (OSPF)
OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP (interior gateway routing protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
OSPF memiliki 3 table di dalam router :
OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP (interior gateway routing protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
OSPF memiliki 3 table di dalam router :
- Routing table
Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda. - Adjecency database
Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda. - Topological database
Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya.
– Kelebihan
tidak menghasilkan routing loop
mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
– Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar
Lebih rumit
tidak menghasilkan routing loop
mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
– Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar
Lebih rumit
4. Enhanced Interior
Gateway Routing Protocol (EIGRP)
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. Bgmn bila router cisco digunakan dengan router lain spt Juniper, Hwawei, dll menggunakan EIGRP??? Seperti saya bilang diatas, EIGRP hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok digunakan utk midsize dan large company. Karena banyak sekali fasilitas2 yang diberikan pada protocol ini.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. Bgmn bila router cisco digunakan dengan router lain spt Juniper, Hwawei, dll menggunakan EIGRP??? Seperti saya bilang diatas, EIGRP hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok digunakan utk midsize dan large company. Karena banyak sekali fasilitas2 yang diberikan pada protocol ini.
– Kelebihan
melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
memerlukan lebih sedikit memori dan proses
memerlukan fitur loopavoidance
– Kekurangan
Hanya untuk Router Cisco
melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
memerlukan lebih sedikit memori dan proses
memerlukan fitur loopavoidance
– Kekurangan
Hanya untuk Router Cisco
5. Border Gateway
Protocol (BGP)
Border Gateway
Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing protocol. Sistem
autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi
umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan untuk pertukaran
informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang digunakan antar
penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi
dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP)
seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka.
Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan
dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar Autonom System (AS), protokol ini
disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika penyedia layanan menggunakan BGP
untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol disebut sebagai Interior BGP
(IBGP)
– Kelebihan
Sangat sederhana dalam instalasi
– Kekurangan
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.
Sangat sederhana dalam instalasi
– Kekurangan
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.
Hello, brother and sista
Sesuai janji gw utnuk share tugas ke 1 & 2 dari mata kuliah TCP/IP ROUTING ( RIP & IGRP )
nih gw share tugasnya klik disini
3 komentar
Write komentarlanjutkan blek! good job
Replyini udah ama jawabannya apa soalnya doang kak ? :p
Replyitu jawaban nya tinggal edit lagi bentuk dan hostname router nya jangan lupa
Reply